Perona Bibir Nomor 16

"Hai," Katanya di ujung sana.

Jaketnya masih dipakai, rambutnya masih rapi, dan senyumnya masih sama. Mau bilang apa lagi, sih?

Harusnya aku yang menelpon, karena masih banyak yang belum sempat aku ucapkan saat tatap saling bertemu tadi.

Aku juga belum menghapus riasan, sih. Kamu lihat, nggak?
Ada garis-garis halus di alas bedakku karena terlalu banyak tersenym untuk kamu.
Ada perona matayang kalah denan binar tatapmu.
Oh, kalau ini bukan perona pipi.
Sudah, jangan senyum-senyum terus!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

dim

lampu jalan

at the place where we met